Roti Untuk Anakku
Oleh: Ratih Dian Utami
Suatu hari,hiduplah seorang lelaki tua
dan anaknya didesa yang sangat indah.Istrinya meninggal ketika sang anak
berumur empat tahun. Lelaki tua itu sangat menyanyangi anaknya,apapun yang
diminta oleh sang anak ia akan mengabulkannya.Dia tidak ingin melihat anaknya bersedih.
Dia tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya,cukup dia kehilangan istri
tercintanya. Dia ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik dan istrinya yang
sekarang berada disurga dapat terseyum melihatnya.
Anak laki laki itu bernama San,San
berumur 16th dan dia sangat menawan. Wajahnya yang oval,matanya indah seperti
lautan biru,dan bibirnya yang indah seperti potongan tipis limun.
Satu minggu lagi,San berulang tahun
ke17. Dia ingin ulang tahunnya diranyakan dengan pesta yang sangat mewah. Semua
teman temannya akan diundang ke pestanya. Rumahnya akan didekorasi seindah
mungkin oleh orang orang yang profeional. Ayahnya yang sangat mencintai San
sangat mendukung apa yang diinginkan San. Dia menyuruh San untuk pergi ke salon
yang mewah dikota untuk merubah model rambutnya. San juga harus membeli pakaian
yang bagus dan mahal unuk acara tersebut.
Hari ini hari ulang tahun San,San
tampak berbeda. Dia terlihat lebih tampan dengan pakaiannya yang serba
putih,dia seperti pangeran di negeri dongeng.Bahkan dia seperti malaikat tak
bersayap. Tamu tamu yang datang kebanyakan dari kalangan perempuan kanya.
Mereka terpanah ketika melihat San turun dari lantai atas. Semua membisu
seperti melihat malaikat yang sangat tampan namun tak bersayap.
Beberapa diantara gadis gadis itu
mendekati San,namun tidak ada yang bisa menarik perhatian San,kecuali wanita
dengan pakaian yang sangat mencolok tanpa hiasan apapun,dan terlihat kumuh
tidak seperti wanita yang lainnya. Matanya yang dingin seperti es,mukanya yang
muram.Namun sangat manis dan cantik walau tidak memakai hiasan apapun. Dia
seperti seorang gadis kecil yang sedang kehilangan ibunya. Ia duduk sendirian
disamping tumpukan belanjaan.
San mendekati wanita itu,dia tidak
berbicara dengannya. Dia hanya menatap dalam matanya sambil berjongkok.
Kemudian San mulai bertanya tentang namanya dan alasan dia datang ke pestanya
San. Namun sebenarnya gadis itu sanagat membeci San dan ayahnya karena ke
sombongan mereka,dia datang ke pesta ulang tahun San karena orang tuanya yang
meminta.
Namun San tidak marah kepada gadis
itu,dia mengakui kalau dirinya dan ayahnya memang sombong. Ini dia lakukan
karena dia menyukai gadis itu sejak pertama kali melihatnya. Gadis itu berbeda
dari gadis lainnya,matanya dan senyumnya sangat indah. Wajahnya yang cantik
bersinar seperti bulan. Gadis itu memberikan kehangatan kepada San,kehangatan
yang tidak pernah San rasakan. Walaupun ini pertama kalinya San bertemu dengan
gadis itu.
Tiba tiba San menyalakan motornya,dia
pergi sambil membawa gadis itu. Semua orang terkaget melihatnya. Semua gadis
berdiri dan menyimpulkan bahwa San gila.
Mereka sangat kecewa karena San lebih memilih gadis yang aneh dan sangat
mencolok itu dari pada gadis lain yang lebih baik. Beberapa gadis menangis,karena
mereka tidak bisa menjadi gadis yang spesial bagi San.
San pergi hanya dengan meninggalkan kue
ulang tahunnya yang belum ia senthu sama sekali. Kue ulang tahunnya yang
spesial di umurnya yang ke 17. Kue ulang tahun spesial yang dibuat oleh
Ayahnya.
Setelah beberapa tahun berlalu San
tidak pernah kembali,tidak ada berita dari San. Sang gadis juga tidak
dirumahnya. Ayah San pergi ke dukun terkenal untuk mencari tahu dimana San
sekarang. Sang dukun mengatakan bahwa San dibawa oleh peri ketempat yang sangat
indah.
“Apakah dia wanita yang usang dan
memakai gaun pink yang mencolok di pesta ?” kata sang dukun
“Ya,dia
wanita yang sangat aneh dengn kostum yang mencolok,San naik motor dengan gadis
itu dan tidak pernah kembali sampai sekarang.” Kata Ayah San.
“Baik,dia
peri pengganti diantara manusia,dia datang mencari seorang laki laki. Laki laki
yang tidak tertarik dengan paras saja,namun laki laki yang tertarik dengan
kecantikan dari dalam diri.” Kata sang dukun.
“Akankah
dia kembali ke rumah?” tanya Ayah San.
“Tidak,dia
tidak akan kembali. Sang peri mengambilnya seperti anggota keluarganya. San
sudah meninggal,kamu dapat menemukan mayatnya di dekat danau.” Kata sang dukun.
Ayah San pergi ke danau dan menjumpai
mayat anaknya. Makam San berada di samping makan ibunya. Ayah San tidak
meletakan sebuah bungan,namun dia meletakan sepotong kue. Hari berikutnya Ayah
San kembali ke makam anaknya,dan roti yang berada makam anaknya menjadi
berkurang. Dia berpikir bahwa sang anak memakan rotinya. Dan dia sangat
bahagia. Sampai akhirnya dia selalu meletakan roti di makan anaknya ketika Ia
mengunjungi makam anakanya.
0 comments:
Post a Comment