Monday, 8 May 2017

CERPEN: Roti Untuk Anakku

Roti Untuk Anakku

Oleh: Ratih Dian Utami

Suatu hari,hiduplah seorang lelaki tua dan anaknya didesa yang sangat indah.Istrinya meninggal ketika sang anak berumur empat tahun. Lelaki tua itu sangat menyanyangi anaknya,apapun yang diminta oleh sang anak ia akan mengabulkannya.Dia tidak ingin melihat anaknya bersedih. Dia tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya,cukup dia kehilangan istri tercintanya. Dia ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik dan istrinya yang sekarang berada disurga dapat terseyum melihatnya.
Anak laki laki itu bernama San,San berumur 16th dan dia sangat menawan. Wajahnya yang oval,matanya indah seperti lautan biru,dan bibirnya yang indah seperti potongan tipis limun.
Satu minggu lagi,San berulang tahun ke17. Dia ingin ulang tahunnya diranyakan dengan pesta yang sangat mewah. Semua teman temannya akan diundang ke pestanya. Rumahnya akan didekorasi seindah mungkin oleh orang orang yang profeional. Ayahnya yang sangat mencintai San sangat mendukung apa yang diinginkan San. Dia menyuruh San untuk pergi ke salon yang mewah dikota untuk merubah model rambutnya. San juga harus membeli pakaian yang bagus dan mahal unuk acara tersebut.
Hari ini hari ulang tahun San,San tampak berbeda. Dia terlihat lebih tampan dengan pakaiannya yang serba putih,dia seperti pangeran di negeri dongeng.Bahkan dia seperti malaikat tak bersayap. Tamu tamu yang datang kebanyakan dari kalangan perempuan kanya. Mereka terpanah ketika melihat San turun dari lantai atas. Semua membisu seperti melihat malaikat yang sangat tampan namun tak bersayap.
Beberapa diantara gadis gadis itu mendekati San,namun tidak ada yang bisa menarik perhatian San,kecuali wanita dengan pakaian yang sangat mencolok tanpa hiasan apapun,dan terlihat kumuh tidak seperti wanita yang lainnya. Matanya yang dingin seperti es,mukanya yang muram.Namun sangat manis dan cantik walau tidak memakai hiasan apapun. Dia seperti seorang gadis kecil yang sedang kehilangan ibunya. Ia duduk sendirian disamping tumpukan belanjaan.
San mendekati wanita itu,dia tidak berbicara dengannya. Dia hanya menatap dalam matanya sambil berjongkok. Kemudian San mulai bertanya tentang namanya dan alasan dia datang ke pestanya San. Namun sebenarnya gadis itu sanagat membeci San dan ayahnya karena ke sombongan mereka,dia datang ke pesta ulang tahun San karena orang tuanya yang meminta.
Namun San tidak marah kepada gadis itu,dia mengakui kalau dirinya dan ayahnya memang sombong. Ini dia lakukan karena dia menyukai gadis itu sejak pertama kali melihatnya. Gadis itu berbeda dari gadis lainnya,matanya dan senyumnya sangat indah. Wajahnya yang cantik bersinar seperti bulan. Gadis itu memberikan kehangatan kepada San,kehangatan yang tidak pernah San rasakan. Walaupun ini pertama kalinya San bertemu dengan gadis itu.
Tiba tiba San menyalakan motornya,dia pergi sambil membawa gadis itu. Semua orang terkaget melihatnya. Semua gadis berdiri dan menyimpulkan bahwa San gila.  Mereka sangat kecewa karena San lebih memilih gadis yang aneh dan sangat mencolok itu dari pada gadis lain yang lebih baik. Beberapa gadis menangis,karena mereka tidak bisa menjadi gadis yang spesial bagi San.
San pergi hanya dengan meninggalkan kue ulang tahunnya yang belum ia senthu sama sekali. Kue ulang tahunnya yang spesial di umurnya yang ke 17. Kue ulang tahun spesial yang dibuat oleh Ayahnya.
Setelah beberapa tahun berlalu San tidak pernah kembali,tidak ada berita dari San. Sang gadis juga tidak dirumahnya. Ayah San pergi ke dukun terkenal untuk mencari tahu dimana San sekarang. Sang dukun mengatakan bahwa San dibawa oleh peri ketempat yang sangat indah.
“Apakah dia wanita yang usang dan memakai gaun pink yang mencolok di pesta ?” kata sang dukun
“Ya,dia wanita yang sangat aneh dengn kostum yang mencolok,San naik motor dengan gadis itu dan tidak pernah kembali sampai sekarang.” Kata Ayah San.
“Baik,dia peri pengganti diantara manusia,dia datang mencari seorang laki laki. Laki laki yang tidak tertarik dengan paras saja,namun laki laki yang tertarik dengan kecantikan dari dalam diri.” Kata sang dukun.
“Akankah dia kembali ke rumah?” tanya Ayah San.
“Tidak,dia tidak akan kembali. Sang peri mengambilnya seperti anggota keluarganya. San sudah meninggal,kamu dapat menemukan mayatnya di dekat danau.” Kata sang dukun.
Ayah San pergi ke danau dan menjumpai mayat anaknya. Makam San berada di samping makan ibunya. Ayah San tidak meletakan sebuah bungan,namun dia meletakan sepotong kue. Hari berikutnya Ayah San kembali ke makam anaknya,dan roti yang berada makam anaknya menjadi berkurang. Dia berpikir bahwa sang anak memakan rotinya. Dan dia sangat bahagia. Sampai akhirnya dia selalu meletakan roti di makan anaknya ketika Ia mengunjungi makam anakanya.

0 comments:

Post a Comment